Sabtu, 01 Maret 2014

Doa Sayyidul Istighfar: Meminta Ampunan Allah

Rosulullah Muhamad S.A.W, yang dikenal sebagai ahli sorga selalu meminta ampun kepada Allah SWT, bahkan beliau selalu menangis jika memohon pengampunan, padahal beliau diketahui sebagai manusia sempurna dan suri tauladan bagi manusia lainnya. Apalah kita sebagai manusia biasa yang selalu berbuat dosa, baik yang disadari maupun tidak, tentunya sangat wajib meminta ampunan dari-Nya.
Induk doa pengampunan yang biasa dibaca Rosulullah adalah doa sayyidul istighfar. Doa ini sebaiknya dibaca setiap saat karena sebagai dosa pengampunan yang paling mujarab.




Minggu, 05 Februari 2012

Sedekah: Bersedekah Nominal Paling Tinggi

Saat kita memiliki kebutuhan mendesak tentu kita akan sangat mempertimbangkan besaran sedekah yang akan kita keluarkan, dengan berbagai alasan, godaan akan muncul dengan membisik hati bahwa sayang rasanya mengeluarkan sedekah tersebut. Kebiasaan yang sering kita gunakan adalah, manakala kita memiliki uang, katakanlah Rp. 25.500, maka yang akan disedekahkan hampir selalu uang yang bernominal paling kecil yaitu Rp.500, atau paling banter kita sedekahkan yang nominal Rp.5000. Pernahkah kita berpikir untuk mensedekahkan nominal yang paling besar yaitu yang Rp.20.000, saya kira jarang kita berpikir begitu.
Nah, sekarang coba Anda lakukan untuk mensedekahkan nominal yang paling besar dari uang yang sedang Anda miliki, balasan dari Allah kelipatannya akan lebih besar, pertama kelipatan dari jumlah nominal yang Anda sedekahkan, kedua kelipatan dari pertimbangan keikhlasan Anda karena mampu memilih sedekah nominal yang paling besar, maka akan berlipat-lipatlah balasan dari-Nya.

Selasa, 31 Januari 2012

Istighfar Pintu Pembuka Ampunan dan Rezeki

Istighfar
Istighfar adalah permintaan maaf seorang hamba kepada Tuhannya, sebagai hamba yang selalu tak luput dari dosa sudah sewajibnyalah meminta maaf atau ampunan pada-Nya.
Kata istighfar (اسْتَغْفَرَ ) dalam bahasa arab memiliki makna meminta maghfirah (طَلَبُ الْمَغْفِرَةِ ) dan kata (المَغْفِرَة ) bermakna perlindungan dari kejelekan dosa atau penghapusan dari dosa dan pergantiannya.
Dengan istighfar maka hati akan selalu terjaga, dan dengan istighfar pula rezeki akan selalu berlimpah.

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُ‌وا رَ‌بَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارً‌ا ﴿10
يُرْ‌سِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَ‌ارً‌ا ﴿11﴾ وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارً‌ا ﴿12

Artinya: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”.
(QS. Nuh [71]: 10-12)

Diriwayatkan oleh Syaddad bin Aus ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Barang siapa yang tetap beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuknya jalan keluar dari setiap kesempitan dan menjadikan kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan memberinya rezeki yang tidak diperhitungkan."
(HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Hakim).

lafadz istighfar yang sering diucapkan secara lengakap adalah sebagai berikut:


 اللهم أنت ربي لاإله إلا أنت خلقتني, وأنا عبدك,وأنا علي عهدك
ووعدك مااستطعت, أعوذبك من شر ماصنعت,أبوءلك بنعمتك علي, وأبوءبذنبي,فاغفرلي, فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
'Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha illa anta, Kholaqtanii, wa anaa abduka, wa anaa 'alaa 'ahdika, wa wa'dikaa maa astato'tu, a'udzubikaa min sari maa shona'tu, abuu-u laka, bin'matika 'alayyaa wa abu-u bidanbii faghfirlii fainnahu la yaghfiruddunuuba illa anta.'

 Artinya:
"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku dan akulah hamba-Mu. Akan kutepati janjiku (kepada-Mu) dengan seluruh kemampuanku.

Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan yang telah kuperbuat. Aku mengakui di hadapan-Mu anugerah yang Engkau limpahkan kepadaku.

Kuakui dosa-dosaku. Maka ampunilah dosa-dosaku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku selain Engkau.
"
(HR. Bukhari dan Nasai).

Senin, 30 Januari 2012

Rizki Datang Karena Doa Orang-Orang Beriman

Dalam kehidupan sehari-hari pernah kita mendapatkan rizki yang datang tidak disangka-sangka, padahal kita sendiri tidak pernah misalnya merasa melakukan suatu kebaikan yang disadari. Pernahkah kita berpikir bahwa itu adalah keajaiban atas apa yang kita lakukan di luar kendali kita atau kejadian-kejadian yang terjadi disekitar kita, atau melalui perantara orang-orang yang ada disekeliling kita, yang sebenarnya selalu berproses tanpa henti melainkan dengan keteraturan tangan Allah.

وَيَرْ‌زُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ بَالِغُ أَمْرِ‌هِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّـهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرً‌ا  ﴿٣﴾    وَ
"Dan memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dan barang siapa yang bertawaqal kepada Allah, maka Allah akan (mencukupkan)nya, sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu"
(QS. At-Thalaq [65]: 3)

Pernahkah kita berpikir, bahwa rizki kita bisa jadi sebenarnya didatangkan Allah karena sebab orang-orang disekitar kita. Sekalipun seorang bajingan, Allah akan tetap memberikan rizki, dengan perhitungan bisa jadi karena ada anaknya, atau istrinya, atau saudaranya yang selalu berdoa, maka perantara rizki itu didatangkan melalui orang-orang di sekitar seseorang itu. Apalagi bagi kita yang mungkin setiap saat selalu berdoa tapi kenapa rizki itu tidak turun juga, jangan kuwatir, bisa jadi nilai rizqi kita akan sangat berbobot dari pada rizqi yang tidak melalui doa. Tahukah kita, bahwa umat islam seluruh dunia akan selalu berdoa tentang apa pun bagi umat islam seluruh dunia lainnya, ya termasuk kita. Karena itu berdoalah buat mereka, karena sesungguhnya mereka pun selalu berdoa secara berjamaah buat kita. Nah, demikian juga rizqi yang datang tanpa diduga, boleh jadi karena doa seluruh muslim di dunia, dan kita kebagian, enak kan, tiba-tiba rizqi itu datang, itulah yang namanya mukmin yang satu tubuh.

Berani Mengakui dengan Ikhlas: Instrospeksi Diri

Ikhlas akan keberterimaan diri kita memang terkadang di luar kemampuan untuk dikendalikan. Tapi yakinlah bahwa segala sesuatu sudah ditentukan apa adanya. Berpikirlah bahwa kebahagiaan dan keikhlasan untuk menerima itu hanya dapat diciptakan oleh diri sendiri, kesalahfahaman yang terjadi pada orang lain tentang diri kita adalah efek atau refleksi dari diri kita. Saya memilki seorang atasan ia memandang saya sebagai orang yang tidak kompeten dalam beberapa hal, meskipun di sisi lain ia mengakui kemampuan saya dalam bidang tertentu. Pada mulanya saya merasa bahwa saya tidak diberi kepercayaan penuh pada tugas tertentu, dan hal ini membuat saya merasa marah, seolah-olah merasa tidak diakui dan meremehkan kemampuan saya hingga akhirnya saya merasa tidak simpatik padanya. Satu sisi mungkin baik bagi saya karena dengan adanya perasaan itu membuat saya untuk terus berusaha membuktikan kompetensi yang saya miliki, dan ingin menyatakan bahwa saya mampu. Namun sisi lain ternyata perasaan seperti itu menguras banyak energi, perasaan, dan pikiran, benar-benar menyiksa. Akhirnya saya putuskan untuk tidak memikirkan dari sisi ketersiksaan itu. Saya refleksikan bahwa apa yang membuat atasan saya itu berpikir demikian adalah karena bermula pada diri saya sendiri. Terlepas dari pertimbangan otoritas dan karakter seorang atasan, saya lakukan instrosfeksi diri dan menemukan bahwa ternyata memang kinerja saya yang kurang bagus, ketaatan dan disiplin kerja yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya, dan jiwa penentangan saya yang membuat atasan saya tidak berkenan. Pertentangan yang dibalas dengan perlawanan hanya akan menghasilkan penolakan, itu sebabnya mengapa pada saat itu saya tidak berdaya.

Menumbuhkan kepercayaan kepada orang lain sifatnya tidak bisa dipaksakan, seperti kita bercermin, maka yang ditemukan adalah wujud kita yang mirip seperti apa adanya meskipun jenis, ukuran, posisi cermin kita ubah, tapi gambar kita akan tetap sama, bila bagian tubuh kita gerakkan maka wujud yang ada dalam cermin pun akan bergerak sama percis seperti yang terjadi pada yang aslinya. Demikian juga pada saat kita ingin membangun kepercayaan, orang lain adalah cermin bagi diri kita, ketika kita berkata tidak senonoh pada seseorang, maka orang tersebut akan bereaksi sama seperti yang kita lakukan meski dalam bentuk yang berbeda, namun esensinya tetap sama yaitu sama-sama ketidaknyamanan. Orang mempercayai kita, karena pada awalnya kita telah memberikan kepercayaan pada orang tersebut. Awali pemberian itu dan jangan hanya menunggu untuk penerimaan. Kalau kita hanya menunggu dan tidak mengawali, ingatlah bahwa sesungguhnya orang lain tidak semua, atau belum tentu mau melakukan pemberian. Kalau kita memberikan refleksi kebaikan maka kebaikan pula yang akan menghampiri kita. Ingatlah prinsip bahwa yang mengatur diri kita dan alam semesta adalah diri kita sendiri sebagai delegasi kekuatan Tuhan, untuk itu kewenangan yang kita miliki untuk mengelola alam semesta ini bermula dari setiap manusianya. Alam ini akan bersikap bijaksana bila kita memperlakukannya dengan bijak, demikian juga seseorang akan berlaku baik kepada kita bila kita berlaku baik pula padanya. Ini adalah hukum yang sudah digariskan oleh Tuhan.

Kekuatan Pikiran Bawah Sadar

Sebuah kekuatan yang dahsyat berada pada diri kita sendiri. Obat paling mujarab 90% adalah diri kita sendiri, jadi mengapa kita tidak tahu potensi diri kita sendiri. Segala sesuatu yang kita rasakan adalah berasal dari hasil penciptaan pikiran kita. Rasa sakit kita rasakan karena dalam pikiran terdapat memori tentang rasa sakit, tapi cobalah kita balikkan fakta tersebut. Pikiran yang berupa semangat dapat mengubah segalanya. Seorang samurai ketika melakukan harakiri (hara ’perut’, kiri ’memotong’), ia mampu bertahan dalam beberapa detik untuk melakukan sayatan demi sayatan pada perutnya, mengapa ia bisa bertahan hingga bisa menuntaskan proses harakiri-nya? jawabnya karena kekuatan pikiran mampu mengendalikan dan memberi semangat kedalam jiwanya.

Alam pikiran manusia terbagi dalam dua zona, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Sebenarnya kedua pikiran kita ini selalu saling berdialog sepanjang hayat berdaarkan perannya masing-masing. Ketika pikiran sadar menginginkan suatu tindakan maka pada prosesnya pikiran bawah sadar turut melakukannya, Pernahkan kita terpikirkan saat kedua tangan kita melakukan pekerjaan, sementara jantung selalu memompa darah selama dua puluh empat jam, Pada saat kita memikirkan sesuatu atau sedang melamun misalnya, maka pikiran kita akan melakukan dialog, realisasi dari dialog itu seolah-olah jika kita melihat orang lain seperti ngomong sendiri, padahal itulah kenyataannya bahwa pikiran sadar dan bawah sadar sedang berdialog.

Pada saat kita sedang menetapkan suatu keinginan, maka katakanlah keinginan kita itu kepada jiwa bawah sadar, niscaya ia akan mendengar tanpa melupakannya sedikit pun. Kecerdasan bawah sadar tidak akan membohongi kita. Ia memantau tanpa henti dan akan bertindak sesuai keinginan dan harapan jiwa sadar kita. Kecerdasan yang dimiliki jiwa bawah sadar menjadikan segala tindakan yang diinginkan jiwa sadar akan akurat dilakukan. Pernahkah kita membayangkan suatu ketika, dalam rutinitas yang kita lakukan ternyata banyak yang dikelola oleh jiwa bawah sadar. Jiwa sadar hanya melaporkan dan mengatakan rencana, dan pada pelaksanaannya jiwa bawah sadarlah yang membimbing kita ke jalan menuju hal yang dinginkan.

Pada rutinitas pagi, kita mengatakan secara sadar dalam hati berniat akan segera berangkat ke kantor pukul tujuh. Niat ini secara tidak langsung sebenarnya disampaikan jiwa sadar kita kepada jiwa bawah sadar yang sudah faham keinginan tersebut. Kemudian jiwa bawah sadar dengan rela akan melakukan rangkaian kegiatan secara otomatis sampai pada saat jam menunjukkan pukul tujuh. Rangkaian kegiatan tersebut bisa berupa bersiap-siap, mandi, sarapan dan lain-lain, kemudian pada saatnya pukul tujuh jiwa bawah sadar itu akan mengingatkan kita agar segera berangkat. Sampai dalam perjalanan, pasti kita pernah melakukan serangkaian tindakan secara sadar, seperti mengobrol sambil nyetir, berpikir tentang rencana-rencana yang akan dilakukan di kantor dan lain-lain, hingga tanpa terasa tiba-tiba kita sudah sampai di tempat kerja, nah siapakah yang mengontrol kendaraan kita, mengarahkan jalan dan membimbing kita? tiada lain jiwa bawah sadar kita yang cerdas dan telah terlatih.

Kita hanya perlu melaporkan tujuan yang akan dilakukan dan pada prosesnya biarlah pikiran bawah sadar kita yang dahsyat yang akan melakukannya. Tetapkan hati dengan konsisten dan lakukanlah dialog padanya tentang harapan kita, maka ia pasti akan melakukannya dengan tanpa kita bersusah payah. Bila segala sesuatu yang berat selalu kita serahkan kepada alam bawah sadar maka sesungguhnya kita melatih diri sendiri untuk melakukan keikhlasan. Kekuatan bawah sadar akan merefleksi saat kita terdesak tanpa harus diminta. Seorang ahli bela diri akan secara refleks menangkis atau menghindari sebuah serangan, maka pada saat inilah pikiran bawah sadar yang sudah terlatih yang berperan, pikiran sadar tidak akan tahu bagaimana prosedur menghindar pada saat itu dalam sekejap, tapi pikiran bawah sadar tidak akan menunggu perintah ia akan otomatis merespon apa yang seharusnya dilakukan.

Alam bawah sadar mencetak apa yang dikehendaki oleh alam sadar, ia mampu mengakumulasi segala kehendak baik yang positif maupun yang negatif. Jika kita mampu berpikir secara benar, tepat, harmonis, menyenangkan, lalu secara tidak disengaja mengendap dalam pikiran bawah sadar, maka pikiran bawah sadar akan melipatgandakan daya kerjanya dengan cara yang terbaik dan jujur. Dalam kasus tertentu, terkadang kita mengatakan “ Akan saya coba dulu”, “Sepertinya saya tidak akan mampu”, maka sesungguhnya bahwa pikiran dan perasaan bawah sadar kita akan menanggapi apa yang dikatakan oleh pikiran sadar kita. Pikiran sadar mengatakan hal tersebut karena mungkin memiliki pertimbangan rasional, tapi tidak berlaku bagi pikiran bawah sadar. Ia akan berlaku indifenden untuk memutuskan mampu untuk melakukannya, karena ia yakin bahwa Tuhan telah memberi kemampuan untuk itu. Anggapan mampu dan tidaknya suatu tindakan yang akan dilakukan tentunya didasarkan pada getaran energi yang ada pada jiwa bawah sadar. Jadi tidak serta merta apapun dapat dilakukan. Pikiran bawah sadar seorang tukang becak tidak akan mengatakan ia mampu menjadi presiden, karena getaran energi yang mengarah ke sana hampir tidak memungkinkan atau bahkan mungkin tidak ada dari berbagai aspek. Lain lagi misalnya bagi seorang dosen, pikiran bawah sadar akan mengijinkan untuk mengatakan mampu karena paling tidak getaran energi yang melingkupinya dapat mendukung ke arah sana, misalkan karena pertimbangan intelektualitas, banyaknya relasi, kompetensi dan faktor-faktor yang memungkinkan energi itu mengalir ke arah tujuan yang dimaksudkan.

Dalam dunia kesadaran, pikiran selalu berkolaborasi dengan hati, sedangkan dalan dunia bawah sadar, pikiran selalu berkolaborasi dengan nurani, itu sebabnya nurani tidak akan pernah bisa bohong, karena ia melekat dengan pikiran bawah sadar, ia akan muncul dan disadari apabila terjadi suatu pertentangan batin. Pikiran sadar mengatakan ‘tidak’, padahal sebenarnya menurut nurani mengatakan ‘ya’. Oleh karena itu kejujuran adanya pada nurani, karena nurani dapat merasakan keikhlasan dan penerimaan yang sangat tinggi, ia akan merasakan tanpa rekaan pikiran sadar. Pikiran sadar akan dikalahkan oleh nurani kalau kita mau benar-benar terbuka untuk menjelmakannya. Nurani adalah fitrah manusia yang dikaruniakan oleh Tuhan untuk mendampingi manusia sadar agar dapat merasakan kejujuran dan kebijaksanaan.

Kesempurnaan Manusia adalah Ketentuan Allah

Kesempurnaan Manusia
Kita adalah manusia. Manusia yang telah dinobatkan sebagai mahluk paling sempurna oleh Tuhan. Tuhan tidak akan bohong dengan informasinya. Kalau manusia sebagai mahluk sempurna berarti kita tidak perlu takut dengan apa yang dihadapi. Kesempurnaan yang dinobatkan kepada manusia bukan saja berwujud fisik, tapi juga bisa berwujud nonfisik. Kesempurnaan menurut Tuhan tentu terkadang tidak bisa disamakan dengan kesempurnaan menurut manusia. Manusia dikatakan sempurna oleh Tuhan karena ia memiliki suatu komposisi yang seimbang yang dapat menghidupkan manusia itu sendiri hingga ia ada. Menurut kita mungkin seseorang dikatakan secara fisik tidak sempurna atau cacat, itu karena kita membandingkan dengan keuniversalan wujud manusia, bukan melihat berbagai komposisi yang harmonis yang membentuk jiwa dan raganya. Misalnya seseorang yang buta, saat berjalan ia bisa merasakan bahwa di hadapannya ada sesuatu yang menghalanginya, maka ia berusaha menghindari penghalang itu, bukankah ini suatu kelebihan, kekurangannya yang kita anggap tidak bisa melihat, namun disempurnakan ia dengan perasaan yang kuat untuk mendeteksi sesuatu, sedangkan sisi ini tidak dimiliki orang pada umumnya. Bukankah ia bisa dikatakan sempurna.
Kesempurnaan bergantung pada pikiran setiap orang. Ada orang yang merasa sudah sempurna manakala suksesnya sudah diraih, ada pula yang merasa sempurna manakala segala kebutuhannya sudah diperolehnya. Kesempurnaan mestinya selaras dengan rasa berkecukupan, maka bahagialah seseorang bila sudah merasa cukup.
Oleh karena itu hidup kita ini sebenarnya sudah sempurna. Kalau ada orang yang belajar ingin mencapai kesempurnaan, bukan berarti harus mencari jauh-jauh di luar dirinya. Temukanlah kesempurnaan, kebahagiaan, kenyamanan itu dalam diri sendiri. Ingat, manusia diciptakan oleh Tuhan berikut perangkatnya. Perangkat ini ada dalam diri kita sendiri maupun dalam alam semesta. Segala sesuatu diciptakan untuk kebutuhan manusia, makanya tidak perlu ragu untuk mendapatkannya. Untuk menemukan kekurangan dalam motivasi mencapai kesempurnaan itu adalah dengan pikiran. Tuhan mengisyaratkan bahwa sesungguhnya terdapat tanda-tanda dalam alam dan diri manusia itu sendiri bagi orang yang berpikir dan yakin. Siapa pun secara universal manusia dikaruniai pikiran. Rosulullah Muhammad S.A.W. membentuk negara Madinah karena beliau selalu berpikir bagaimana menyempurnakan tatanan kehidupan yang diridhoi Tuhan, Ibnu Sina menemukan tehnik-tehnik kedokteran karena ia berpikir bagaimana cara-cara melengkapi pengobatan, Alexander Graham Bell menemukan alat komunikasi telepon karena ia berpikir bagaimana melengkapi hubungan jarak jauh yang pada masa itu dirasakan tidak praktis, dan seterusnya. Semua yang mereka pikirkan adalah untuk mencapai kelengkapan, hingga kesempurnaan dalam kehidupan umat manusia itu sendiri.
Hakikat kesempurnaan itu sebenarnya sudah diciptakan dan ada oleh Tuhan, namun tidak serta merta kesempurnaan itu dilekatkan dalam setiap manusia dengan tidak harus difahami dahulu. Coba bayangkan jika saja manusia sudah memahami akan kesempurnaan dirinya, tentu saja tidak akan ada manusia yang mau berusaha lagi, tidak ada perjuangan, tidak ada tujuan yang ingin dicapai, tidak ada perubahan, itu artinya tidak tumbuh dinamika, maka kalau manusia tidak ada dinamika lagi, lalu untuk apa alam semesta ini diciptakan, bukankah untuk dikelola manusia? yah, khusus untuk manusia bukan mahluk lain, karena mahluk lain pun diperuntukkan bagi kesempurnaan manusia itu sendiri.