Senin, 30 Januari 2012

Qadha dan Qadar (ketentuan dan ukuran)

(Bagi kematangan berpikir dan berserah diri)
Landasan pijak
Pembahasan keyakinan terhadap Qadha dan Qadar dalam bahasan ini lebih pada keyakinan atas keuniversalan ketetapan dan ketentuan Allah. Siapa pun yang yakin atas ketentuan dan ukuran itu maka kesuksesan dan kebahagianlah yang akan diraih. Pandangan Islam terhadap Qadha dan Qadar memang sangat jelas, saya akan membahas dari sudut lain tentang topik ini untuk menambah keyakinan bahwa kesuksesan dan kebahagiaan hidup dapat diwujudkan dengan meyakini adanya ketentuan dan ukuran segala sesuatu dari alam raya ini. Segala sesuatu yang kita yakini dan kita inginkan maka akan kita peroleh sesuai dengan ketetapan dan ukurannya. Kekuatan Allah atas ketentuan dan ukurannya telah diamanahkan kepada manusia, tinggal bagaimana kita menyikapi dan mengelolanya. Seseorang yang berusaha untuk bahagia, maka ketetapan dan ukurannya ia akan meraih kebahagiaan itu, demikian juga bila kita ingin sukses dan berusaha untuk meraihnya, maka ketentuan sukses akan dicapainya beserta ukurannya.
Qadha dan qadar adalah kehendak Allah sebagai penentu hasil akhir dari apa yang telah diusahakan. Ketentuan dan ukuran yang ditetapkan oleh Allah sebagai imbalan yang pasti setimpal.

Keyakinan atas Qadha dan Qadar
Secara gampang saja, Qadha adalah ketentuan atau ketetapan dan Qadar adalah ukuran. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan disesuaikan dengan ketentuan dan ukuran-Nya. Tidak ada manusia diberi ketetapan yang tidak sesuai dengan ukuran dan kemampuannya. Qadha dan qadar senantiasa berjalan berkesinambungan. Semua materi termasuk manusia di alam raya ini sudah diciptakan sesuai dengan ketentuan dan ukurannya masing-masing, air misalnya ditentukan memiliki sifat dapat mengikuti bentuk sesuai yang ditempatinya, dan ia memiliki wujud cair sehingga fleksibel, ia tidak akan sama dengan sifat-sifat yang dimiliki api, karena kalau sama, itu berarti tidak sesuai dengan qadar-nya sebagai air. Demikian juga manusia
Tetapkanlah suatu target sebesar-besarnya yang bisa jadi meski menurut jiwa sadar atau logika kita tidak mungkin, tapi percayalah jiwa bawah sadar kita akan merespon dengan antusias dan akan mengarahkan prosesnya pada ketetapan dan ukuran yang besar pula. Saya punya beberapa sahabat yang memiliki kekuatan berpikir dan berkeyakinan bahwa ketentuan yang besar akan diraih bila ukuran yang ditergetkan juga besar. Mereka ingin mencapai pendapatan perbulan 50 juta rupiah yang diusahakan oleh lima orang, maka target yang dicanangkan bukan 50 juta melainkan 100 juta, mengapa demikian, sesungguhnya mereka menegaskan dalam jiwa bawah sadarnya yang cerdas dan tidak banyak pertimbangan untuk mengharapkan itulah yang harus diraih. Meskipun pada akhirnya hasil yang diraih maksimal mencapai 45 juta, tapi itu adalah hasil terbaik karena sudah qadha dan qadar-Nya. Kalau saja mereka menargetkan sesuai angka real yaitu 50 juta, sudah barang tentu semangat untuk meraihnya pun hanya sebesar itu dan bisa jadi hasilnya menjadi tidak maksimal. Maka di sini berlaku hukum bahwa,Semangat yang kita gerakan adalah sebesar target yang kita tetapkan.
Oleh karena itu, jika kita menetapkan target, katakanlah target real kita angka 10, maka tegaskan pada bawah sadar kita untuk meraih dua kali lipat atau kalau perlu sepuluh kali lipat dari target real, maka yakinlah bahwa semangat untuk berusaha kearah pencapaian pun akan sebesar sepuluh kali lipat pula. Inilah yang dikatakan sebagai Qadha dan Qadar.
Hal ini sejalan dengan pola pikir kita, misalnya suatu saat kita punya kebutuhan mendesak, katakanlah kita butuh uang 500 ribu rupiah, sedangkan kita sedang tidak memiliki uang itu, terpaksa harus meminjam kepada tetangga atau teman. Pada kondisi tertentu ternyata teman kita juga sedang pas-pasan, dengan memahami keadaan ini, cobalah kita meminjam sejumlah 1 juta rupiah, dan kalau ia teman atau tetangga yang baik paling tidak akan berkata, ”Aduh maaf, kalau uang sebanyak itu saya tidak punya, tapi kalau cuma 500 ribu sih ada.” bandingkan jika kita meminjam sesuai jumlah yang kita butuhkan, bisa jadi kita hanya mendapatkan setengah dari apa yang kita harapkan. Namun pada kondisi ini tentu saja berbeda kasusnya bila teman itu memang meminjamkan sesuai yang kita minta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar